Cari Blog Ini
Sabtu, 28 Mei 2011
Link download diperbarui pada 2 Maret 2014
Lagu terpopuler ini sebagai lagu sang jawaranya “Symphony Yang Indah. Dan lagu inilah sempat didaur ulang oleh penyanyi dari group Dewa 19, Once sebagai solo bukan group di abad ini. Dan karena apakah karena sebab mungkin apabila jika dia menyukai lagu ini seperti saya (ini kalimatnya kacau gimana ni) , barangkali ! he he he. Memang lagu ini tak terlupakan hingga saat ini.
Kalau Di WKS (Wayang Kampung Sebelah) di MNCTV yang kondang saat ini karena banyolannya. Tapi saya suka bukan hanya itu, melainkan ada kepanjangan lain dari WKS (Warung Kampung Sebelah), he he h eh. Wow …. Cantiknya minta ampun. Hanya ngopi satu cangkir bisa sampai subuh , he he he .
Di WKS yang Lebih-lebih pak Kades yang muter nggak karu-karuan kalimatnya, yang nggak bisa rampung dalam sebulan atau bahkan setahun sekalipun. “Sebab ada laporan maka harus ditindak lanjuti, Dan ditindak lanjuti sebab ada …., laporan. Sebab ada laporan maka kita tindak lanjuti Dan ditindak lanjuti sebab ada …., laporan “. Sampai 2050 pun nggak bakalan rampung.
Diposting oleh
Qomar uddin
Label:
BERLIAN HUTAURUK,
BOB TUTUPOLI,
FESTIVAL LAGU POP,
GERONIMO V,
HARVEY MALAIHOLLO,
HETTY KOES ENDANG,
MARINI,
MELKY GOESLAW,
ROLLIES ZWESTY WIRABUANA
Jumat, 27 Mei 2011
Achmad Albar tetap sebagai vokalis, karena tak mungkin tergantikan lha wong God Bless berdiri atas prakarsa dirinya yang sebelumnya pernah tinggal di Netherland Belanda. Bahkan di sana pernah mendirikan Band yang sempat populer “Top Markotop” sekitar 1970 sebagai vokalis dari Clover Leaf.
Yang Lain : Abadi Soesman Keyboard, Ian Antono pemetik Gitar, Teddy Sujaya penggebug drum dan penabuh percussion, Donny
Link download telah diperbaiki pada 28 Nov 2012
Side : A
Side : B- Transmigran & Transmigrasi
- Bendera & Bendera
- I j o n
- I Gde Mataram
- Sinila & Sinila
- Loni, Pelacur & Pelacurku
Koleksi album Gombloh
SHAKIRA - (2000) Laundry Service
Side : A
- Objection (Tango)
- Underneath Your Clothes
- Whenever, Wherever
- R u l e s
- The One
- Ready For The Good Times
- F o o l
- Te Dejo Madrid
Side : B
- Poem To A Horse
- Que Me QuedesTu
- Eyes Like Yours (Ojos Asi)
- Suerte (Whenever, Wherever)
- Te Aviso, Te Anuncio
- Whenever, Wherever (Sahara Mix)
- Underneath Your Clothes (Acoustic Version)
- Objection (Tanggo) (AFRO PUNK Version)
Kamis, 26 Mei 2011
JIMMIE MANOPO - (1980) Perdana
JIMMIE MANOPO - (1980) Perdana
Side : A
JIMMIE MANOPO - 01 Ratih Puspa (Ferry Atmadibrata)
JIMMIE MANOPO - 02 Selembut Mega (Agoes Soedarso)
JIMMIE MANOPO - 03 Purnama Prambanan (Yudi Slamet)
JIMMIE MANOPO - 04 Tantangan (Agoes Sudarto)
JIMMIE MANOPO - 05 Jalinan Kasih (Jimmie Manopo)
JIMMIE MANOPO - 06 Cinta Merdeka (Jimmie Manopo)
Side : B
JIMMIE MANOPO - 07 Dewi Rembulan (Ferry Atmadibrata)
JIMMIE MANOPO - 08 Adakah Hari Ini (Yudi Slamet)
JIMMIE MANOPO - 09 Setulus Janji Mentari (Jimmie Manopo)
JIMMIE MANOPO - 10 Nyanyan Pagi (Donny Wardhana)
JIMMIE MANOPO - 11 Anugrah (Jimmie Manopo)
JIMMIE MANOPO - 12 Smara Perdana (Agoes Sudarto)
Side : A
JIMMIE MANOPO - 01 Ratih Puspa (Ferry Atmadibrata)
JIMMIE MANOPO - 02 Selembut Mega (Agoes Soedarso)
JIMMIE MANOPO - 03 Purnama Prambanan (Yudi Slamet)
JIMMIE MANOPO - 04 Tantangan (Agoes Sudarto)
JIMMIE MANOPO - 05 Jalinan Kasih (Jimmie Manopo)
JIMMIE MANOPO - 06 Cinta Merdeka (Jimmie Manopo)
Side : B
JIMMIE MANOPO - 07 Dewi Rembulan (Ferry Atmadibrata)
JIMMIE MANOPO - 08 Adakah Hari Ini (Yudi Slamet)
JIMMIE MANOPO - 09 Setulus Janji Mentari (Jimmie Manopo)
JIMMIE MANOPO - 10 Nyanyan Pagi (Donny Wardhana)
JIMMIE MANOPO - 11 Anugrah (Jimmie Manopo)
JIMMIE MANOPO - 12 Smara Perdana (Agoes Sudarto)
Rabu, 25 Mei 2011
Selasa, 24 Mei 2011
Side : A, Vol 12 Sendiri & Rahasia
- Sendiri Dan Rahasia (Tonny, Yon, Murry & Yok)
- Bahagia Dan Derita (Tonny, Yon & Yok)
- Mawar Bunga (Yok)
- Nusantara VI (Yok, Yon, & Tonny)
- Alam Senja (Yon)
- Bertemu Kembali (Tonny & Yok)
- Cinta Buta (Tonny & Yon)
- Mengerti Sendiri (Tonny & Yon)
- Aku Kembali (Tonny)
- Kupu Kupu (Yon & Yok)
- Aku Milikmu (Tonny)
- Kuingat Selalu
Senin, 23 Mei 2011
Menyusullah Iis Sugianto arahan Rinto
Harahap diiringi Band Lolypop, setelah Jamal Mirdad arahan A. Riyanto meraih
sukses dengan albumnya Perawan Desa dan Ebiet G. Ade dengan Camelianya. Semula
era ini bukan jalur genre pop. Melainkan dangdut otoritas Rhoma Irama yang
berpacu dengan music disco. Dan … power prosentase penjualan kaset Rhoma Irama pangsa
pasar di kalangan muda mulai kendur sedikit menurun.
• Link download telah
diperbaiki pada 06 Des 2012
EBIET G. ADE - Penghargaan
Meski bisa membuat puisi, ia mengaku tidak bisa apabila diminta sekedar mendeklamasikan puisi. Dari ketidakmampuannya membaca puisi secara langsung itu, Ebiet mencari cara agar tetap bisa membaca puisi dengan cara yang lain, tanpa harus berdeklamasi. Caranya, dengan menggunakan musik. Musikalisasi puisi, begitu istilah yang digunakan dalam lingkungan kepenyairan, seperti yang banyak dilakukannya pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Beberapa puisi Emha bahkan sering dilantunkan Ebiet dengan petikan gitarnya. Walaupun begitu, ketika masuk dapur rekaman, tidak sebiji pun syair Emha yang ikut dinyanyikannya. Hal itu terjadi karena ia pernah diledek teman-temannya agar membuat lagu dari puisinya sendiri. Pacuan semangat dari teman-temannya ini melecut Ebiet untuk melagukan puisi-puisinya.
Karier Ebiet G. Ade
Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan Kusbini. Semula ia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di Senisono, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta dan juga di Jawa Tengah, memusikalisasikan puisi-puisi karya Emily Dickinson, Nobody, dan mendapat tanggapan positif dari pemirsanya. Walau begitu ia masih menganggap kegiataannya ini sebagai hobi belaka. Namun atas dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh Umbu Landu Paranggi) dan juga temannya satu kos, akhirnya Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai perusahaan rekam, akhirnya ia diterima di Jackson Record pada tahun 1979.
Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari pondok keraton, maka fakta telah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta. Ia melalui rekaman demi rekaman dengan sukses. Sempat juga ia melakukan rekaman di Filipina untuk mencapai hasil yang lebih baik, yakni album Camellia III. Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya dalam bahasa Jepang, ketika ia mendapat kesempatan tampil di depan publik di sana.
Pernah juga ia melakukan rekaman di Capitol Records, Amerika Serikat, untuk album ke-8-nya Zaman. Ia menyertakan Addie M.S. dan Dodo Zakaria sebagai rekan yang membantu musiknya.
Lagu-lagunya menjadi trend baru dalam khasana musik pop Indonesia. Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia di kisaran tahun 1979-1983. Sekitar 7 tahun Ebiet mengerjakan rekaman di Jackson Record. Pada tahun 1986, perusahaan rekam yang melambungkan namanya itu tutup dan Ebiet terpaksa keluar. Ia sempat mendirikan perusahaan rekam sendiri EGA Records, yang memproduksi 3 album, Menjaring Matahari, Sketsa Rembulan Emas, dan Seraut Wajah.
Sayang, pada tahun 1990, Ebiet yang "gelisah" dengan Indonesia, akhirnya memilih "bertapa" dari hingar bingar indutri musik dan memilih berdiri di pinggiran saja. Baru pada tahun 1995 ia mengeluarkan album Kupu-Kupu Kertas (didukung oleh Ian Antono, Billy J. Budiardjo (alm), Purwacaraka, dan Erwin Gutawa) dan CintaSebening Embun (didukung oleh Adi Adrian dari KLa Project). Pada tahun 1996 ia mengeluarkan album Aku Ingin Pulang (didukung oleh Purwacaraka dan Embong Rahardjo). Dua tahun berikutnya ia mengeluarkan album Gamelan yang memuat 5 lagu lama yang diaransemen ulang dengan musik gamelan oleh Rizal Mantovani. Pada tahun 2000 Ebiet mengeluarkan album Balada Sinetron Cinta dan tahun 2001 ia mengeluarkan album Bahasa Langit, yang didukung oleh Andi Rianto, Erwin Gutawa dan Tohpati. Setelah album itu, Ebiet mulai lagi menyepi selama 5 tahun ke depan.
Ebiet adalah salah satu penyanyi yang mendukung album Kita Untuk Mereka, sebuah album yang dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya tsunami 2004, bersama dengan 57 musisi lainnya. Ia memang seorang penyanyi spesialis tragedi, terbukti lagu-lagunya sering menjadi tema bencana.
Pada tahun 2007, ia mengeluarkan album baru berjudul In Love: 25th Anniversary (didukung oleh Anto Hoed), setelah 5 tahun absen rekaman. Album itu sendiri adalah peringatan buat ulang tahun pernikahan ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama. [7]
Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008 dalam acara Zona 80 di Metro TV cukup menjadi obat bagi para penggemarnya. Dengan dihadiri para sahabat di antaranya Eko Tunas, Ebiet G Ade membawakan lagu lama yang pernah popular pada dekade 80-an.
Keluarga
Menikah dengan Koespudji Rahayu Sugianto (atau lebih dikenal sebagai Yayuk Sugianto, kakak penyanyi Iis Sugianto) pada tanggal 4 Februari 1982, ia dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan:
1. Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih (lahir 8 Desember 1982)
2. Aderaprabu "Dera" Lantip Trengginas (lahir 6 Januari 1986)
3. Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih (lahir 6 April 1987)
4. Segara "Dega" Banyu Bening (lahir 11 Desember 1989).
Mereka bertempat tinggal di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Anak sulung Ebiet, Abie juga memiliki bakat musik, dan sering mewakili Ebiet dalam mengecek sound system menjelang ayahnya manggung. Ebiet juga seorang penggemar golf, namun sejak terjadinya bencana tsunami 2004, ia tidak pernah lagi main golf.
Diskografi
Tidak seluruh album yang dikeluarkan Ebiet G. Ade berisi lagu baru. Pada tahun-tahun terakhir, ia sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Dan pada tahun-tahun terakhir Ebiet banyak memilih berkolaborasi dengan musisi-musisi berbakat.
Jumlah album kompilasinya yang dikeluarkan melebihi album studionya. Sejauh ini terdapat sedikitnya 25 album kompilasinya yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan rekam.
Album studio
Camellia I (1979)
Camellia II (1979)
Camellia III (1980)
Camellia 4 (1980)
Langkah Berikutnya (1982)
Tokoh-Tokoh (1982)
1984 (1984)
Zaman (1985)
Isyu! (1986)
Menjaring Matahari (1987)
Sketsa Rembulan Emas (1988)
Seraut Wajah (1990)
Kupu-Kupu Kertas (1995)
Cinta Sebening Embun (1995)
Aku Ingin Pulang (1995)
Gamelan (1998)
Balada Sinetron Cinta (2000)
Bahasa Langit (2001)
In Love: 25th Anniversary (2007)
Masih Ada Waktu (2008)
Tembang Country 2 (2009)
Kompilasi
Lagu-Lagu Terbaik I Ebiet G. Ade (1987)
Lagu-Lagu Terbaik II Ebiet G. Ade (1987)
Lagu-Lagu Terbaik III Ebiet G. Ade (1987)
Lagu-Lagu Terbaik IV Ebiet G. Ade (1987)
20 Lagu Terpopuler Ebiet G. Ade (1988)
Perjalanan Vol. I (1988)
Perjalanan Vol. II (1988)
Seleksi Album Emas (1990)
Seleksi Album Emas II (1994)
16 Lagu Puisi Cinta Ebiet G. Ade (1995)
Kumpulan Lagu-Lagu Religius (1996)
Hidupku MilikMu - Kumpulan Lagu-Lagu Religius Vol. II (1996)
21 Tembang Puisi Dan Kehidupan (1996)
20 Lagu Terpopuler (1997)
Lagu-Lagu Terbaik (1997)
Renungan Reformasi (1997)
16 Koleksi Terlengkap Ebiet G. Ade (1997)
12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade (1979-1986; 1997)
12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II (1979-1986; 1997)
Ilham Seni (1998)
Best of the Best (1999)
Hidupku MilikMu - Kumpulan Lagu-Lagu Religius Vol. II (1996)
21 Tembang Puisi Dan Kehidupan (1996)
20 Lagu Terpopuler (1997)
Lagu-Lagu Terbaik (1997)
Renungan Reformasi (1997)
16 Koleksi Terlengkap Ebiet G. Ade (1997)
12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade (1979-1986; 1997)
12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II (1979-1986; 1997)
Ilham Seni (1998)
Best of the Best (1999)
Akustik (2001)
Balada Country (2002)
M. Nasir vs Ebiet G. Ade - Penyair Nusantara (2002)
Nyanyian Cinta (2003)
Tembang Renungan Hati (2003)
Tembang Slow (2004)
Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik (2004)
22 Lagu Hits Sepanjang Masa (2005)
Yogyakarta (2006)
Tembang Cantik (2006)
Akustik (2001)
Balada Country (2002)
M. Nasir vs Ebiet G. Ade - Penyair Nusantara (2002)
Nyanyian Cinta (2003)
Tembang Renungan Hati (2003)
Tembang Slow (2004)
Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik (2004)
22 Lagu Hits Sepanjang Masa (2005)
Yogyakarta (2006)
Tembang Cantik (2006)
Lagu-Lagu Terbaik II Ebiet G. Ade (1987)
Lagu-Lagu Terbaik III Ebiet G. Ade (1987)
Lagu-Lagu Terbaik IV Ebiet G. Ade (1987)
20 Lagu Terpopuler Ebiet G. Ade (1988)
Perjalanan Vol. I (1988)
Perjalanan Vol. II (1988)
Seleksi Album Emas (1990)
Seleksi Album Emas II (1994)
16 Lagu Puisi Cinta Ebiet G. Ade (1995)
Kumpulan Lagu-Lagu Religius (1996)
Hidupku MilikMu - Kumpulan Lagu-Lagu Religius Vol. II (1996)
21 Tembang Puisi Dan Kehidupan (1996)
20 Lagu Terpopuler (1997)
Lagu-Lagu Terbaik (1997)
Renungan Reformasi (1997)
16 Koleksi Terlengkap Ebiet G. Ade (1997)
12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade (1979-1986; 1997)
12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II (1979-1986; 1997)
Ilham Seni (1998)
Best of the Best (1999)
Hidupku MilikMu - Kumpulan Lagu-Lagu Religius Vol. II (1996)
21 Tembang Puisi Dan Kehidupan (1996)
20 Lagu Terpopuler (1997)
Lagu-Lagu Terbaik (1997)
Renungan Reformasi (1997)
16 Koleksi Terlengkap Ebiet G. Ade (1997)
12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade (1979-1986; 1997)
12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II (1979-1986; 1997)
Ilham Seni (1998)
Best of the Best (1999)
Akustik (2001)
Balada Country (2002)
M. Nasir vs Ebiet G. Ade - Penyair Nusantara (2002)
Nyanyian Cinta (2003)
Tembang Renungan Hati (2003)
Tembang Slow (2004)
Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik (2004)
22 Lagu Hits Sepanjang Masa (2005)
Yogyakarta (2006)
Tembang Cantik (2006)
Akustik (2001)
Balada Country (2002)
M. Nasir vs Ebiet G. Ade - Penyair Nusantara (2002)
Nyanyian Cinta (2003)
Tembang Renungan Hati (2003)
Tembang Slow (2004)
Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik (2004)
22 Lagu Hits Sepanjang Masa (2005)
Yogyakarta (2006)
Tembang Cantik (2006)
Lagu dari album lain
Untuk Anakku Tercinta (1983)
Surat Dari Desa (1987) dalam album Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987.
Berita kepada Kawan (1995; versi duet dengan M. Nasir)
Mengarungi Keberkahan Tuhan (2007; ditulis bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono)
Surat Dari Desa (1987) dalam album Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987.
Berita kepada Kawan (1995; versi duet dengan M. Nasir)
Mengarungi Keberkahan Tuhan (2007; ditulis bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono)
Penghargaan
Ebiet G. Ade telah menerima sejumlah penghargaan, antara lain :
1. 18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label lainnya dari album Camellia I hingga Isyu!
2. Biduan Pop Kesayangan PUSPEN ABRI (1979-1984)
3. Pencipta Lagu Kesayangan Angket Musica Indonesia (1980-1985)
4. Penghargaan Diskotek Indonesia (1981)
5. 10 Lagu Terbaik ASIRI (1980-1981)
6. Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan (1987)
7. Penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI (1989-1992)
8. BASF Awards (1984 - 1988)
9. Penyanyi solo dan balada terbaik Anugerah Musik Indonesia (1997)
10. Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000)
11. Planet Muzik Awards dari Singapura (2002)
12. Penghargaan Lingkungan Hidup (2005)
13. Duta Lingkungan Hidup (2006)
14. Penghargaan Peduli Award Forum Indonesia Muda (2006)
15. Sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga independen.
EBIET G. ADE - Autobiografi
AUTOBIOGRAFI
(lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1954; umur 57 tahun) adalah seorang penyanyi dan penulis lagu berkewarganegaraan Indonesia. Ebiet dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang ber-genre balada, pada awal kariernya, ia 'memotret' suasana kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya beragam, tidak hanya tentangcinta, tetap ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dll. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua lagu ditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali laguMengarungi Keberkahan Tuhanyang ditulis bersama denganPresiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kehidupan pribadi
Terlahir dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far di Wanadadi, Banjarnegara[1], merupakan anak termuda dari 6 bersaudara, anak Aboe Dja'far, seorang PNS, dan Saodah, seorang pedagang kain. Dulu ia memendam banyak cita-cita, seperti insinyur, dokter, pelukis. Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi -- kendati ia lebih suka disebut penyair karena latar belakangnya di dunia seni yang berawal dari kepenyairan.
Setelah lulus SD, Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarnegara. Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke Yogyakarta. Sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan melanjutkan ke SMA Muhammadiyah I. Di sana ia aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia). Namun, ia tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada karena ketiadaan biaya. Ia lebih memilih bergabung dengan grup vokal ketika ayahnya yang pensiunan memberinya opsi: Ebiet masuk FE UGM atau kakaknya yang baru ujian lulus jadi sarjana di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus bahasa Inggris semasa SMA. Gurunya orang asing, biasa memanggilnya Ebiet, mungkin karena mereka mengucapkan A menjadi E. Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaos merahnya, lama-lama ia lebih sering dipanggil Ebiet oleh teman-temannya. Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja'far.
Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet akrab dengan lingkungan seniman muda Yogyakarta pada tahun 1971. Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk persiapan Ebiet untuk mengorbit. Motivasi terbesar yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya-karyanya adalah ketika bersahabat dengan Emha Ainun Nadjib (penyair), Eko Tunas (cerpenis), dan E.H. Kartanegara (penulis). Malioboro menjadi semacam rumah bagi Ebiet ketika kiprah kepenyairannya diolah, karena pada masa itu banyak seniman yang berkumpul di sana.
Penghargaan
(lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1954; umur 57 tahun) adalah seorang penyanyi dan penulis lagu berkewarganegaraan Indonesia. Ebiet dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang ber-genre balada, pada awal kariernya, ia 'memotret' suasana kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya beragam, tidak hanya tentangcinta, tetap ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dll. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua lagu ditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali laguMengarungi Keberkahan Tuhanyang ditulis bersama denganPresiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kehidupan pribadi
Terlahir dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far di Wanadadi, Banjarnegara[1], merupakan anak termuda dari 6 bersaudara, anak Aboe Dja'far, seorang PNS, dan Saodah, seorang pedagang kain. Dulu ia memendam banyak cita-cita, seperti insinyur, dokter, pelukis. Semuanya melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi -- kendati ia lebih suka disebut penyair karena latar belakangnya di dunia seni yang berawal dari kepenyairan.
Setelah lulus SD, Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarnegara. Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke Yogyakarta. Sekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan melanjutkan ke SMA Muhammadiyah I. Di sana ia aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia). Namun, ia tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada karena ketiadaan biaya. Ia lebih memilih bergabung dengan grup vokal ketika ayahnya yang pensiunan memberinya opsi: Ebiet masuk FE UGM atau kakaknya yang baru ujian lulus jadi sarjana di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus bahasa Inggris semasa SMA. Gurunya orang asing, biasa memanggilnya Ebiet, mungkin karena mereka mengucapkan A menjadi E. Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaos merahnya, lama-lama ia lebih sering dipanggil Ebiet oleh teman-temannya. Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja'far.
Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet akrab dengan lingkungan seniman muda Yogyakarta pada tahun 1971. Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk persiapan Ebiet untuk mengorbit. Motivasi terbesar yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya-karyanya adalah ketika bersahabat dengan Emha Ainun Nadjib (penyair), Eko Tunas (cerpenis), dan E.H. Kartanegara (penulis). Malioboro menjadi semacam rumah bagi Ebiet ketika kiprah kepenyairannya diolah, karena pada masa itu banyak seniman yang berkumpul di sana.
Penghargaan
Judul ini telah berganti tentang release album ini dibuat. Semula adalah 1986 Karena saya merasa pernah mndengar di sekitar tahun itu. Berarti saya salah prediksi tahun. Ataukah memang benar hanya saja ini hasil repro. Padahal di cover sudah jelas, hanya saja saya kurang memperhatikan dngan benar yang hanya main kira kira saja alias prediksi yang ngawur.
Kekecewaan anda adalah kekecewaan saya juga, Itulah motto kami. Sebab itulah saya berharap sering seringlah mampir le blog ini, sipa tahu ada fila baru atau file lama yang diperbarui. Karena kadang saya mutar file mp3 lawas yang pernah saya posting, kemudian terasa tidak enak. Maka ketika pas ada kesempatan, saya cari master kaset tersebut, lalu saya prosses ulang.
Matur Nuwun anda telah mampir blog ini.
• File dan Link download telah diperbaiki lagi pada 23 April 2014
Minggu, 22 Mei 2011
Langganan:
Postingan (Atom)
PEROLEHAN MEDALI ASIAN GAMES 2018
RANK | NEGARA | EMAS | PERAK | PRUNGGU | TOTAL |
1 | China | 132 | 92 | 65 | 289 |
2 | Japan | 75 | 56 | 74 | 205 |
3 | Rep. of Korea | 49 | 58 | 70 | 177 |
4 | Indonesia | 31 | 24 | 43 | 98 |
5 | Uzbekistan | 21 | 24 | 26 | 71 |
6 | Iran | 20 | 20 | 22 | 62 |
7 | Chinese Taipei | 17 | 19 | 31 | 67 |
8 | India | 15 | 24 | 30 | 69 |
9 | Kazakhstan | 15 | 17 | 44 | 76 |
10 | DPR Korea | 12 | 12 | 13 | 37 |
11 | Bahrain | 12 | 7 | 7 | 26 |
12 | Thailand | 11 | 16 | 46 | 73 |
13 | Hong Kong, China | 8 | 18 | 20 | 46 |
14 | Malaysia | 7 | 13 | 16 | 36 |
15 | Qatar | 6 | 4 | 3 | 13 |
16 | Mongolia | 5 | 9 | 11 | 25 |
17 | Vietnam | 4 | 16 | 18 | 38 |
18 | Singapore | 4 | 4 | 14 | 22 |
19 | Philippines | 4 | 2 | 15 | 21 |
20 | United Arab Emirates | 3 | 6 | 5 | 14 |
21 | Kuwait | 3 | 1 | 2 | 6 |
22 | Kyrgyzstan | 2 | 6 | 12 | 20 |
23 | Jordan | 2 | 1 | 9 | 12 |
24 | Cambodia | 2 | 0 | 1 | 3 |
25 | Saudi Arabia | 1 | 2 | 3 | 6 |
26 | Macau, China | 1 | 2 | 2 | 5 |
27 | Iraq | 1 | 2 | 0 | 3 |
28 | Korea | 1 | 1 | 2 | 4 |
29 | Lebanon | 1 | 1 | 2 | 4 |
30 | Tajikistan | 0 | 4 | 3 | 7 |
31 | Laos | 0 | 2 | 3 | 5 |
32 | Turkmenistan | 0 | 1 | 2 | 3 |
33 | Nepal | 0 | 1 | 0 | 1 |
34 | Oman | 0 | 1 | 0 | 1 |
35 | Pakistan | 0 | 0 | 4 | 4 |
36 | Afghanistan | 0 | 0 | 2 | 2 |
37 | Myanmar | 0 | 0 | 2 | 2 |
38 | Syria | 0 | 0 | 1 | 1 |
39 | Bangladesh | 0 | 0 | 0 | 0 |
40 | Bhutan | 0 | 0 | 0 | 0 |
41 | Brunei Darussalam | 0 | 0 | 0 | 0 |
42 | East Timor | 0 | 0 | 0 | 0 |
43 | Maldives | 0 | 0 | 0 | 0 |
44 | Palestine | 0 | 0 | 0 | 0 |